Mineral merupakan unsur senyawa anorganik yang menyusun litosfer terbentuk alami dengan karakteristik komposisi dan sifat kimia yang khas, dengan sifat fisik tertentu, adanya struktur yang teratur dan membentuk kristal (Bates dan Jackson, 1990:424). Mineral disebut juga suatu zat atau benda yang biasanya padat dan homogen dan hasil bentukan alami yang memiliki sifa-sifat fisik dan kimia tertentu serta umumnya berbentuk kristal. Kristal merupakan suatu bidang banyak (polyeder) teratur dandibatasi oleh bidang rata dan mempunyai sumbu-sumbu simetri tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang mineral adalah mineralogi. 


Identifikasi mineral dapat dilakukan dengan mengenal sifat fisiknya. Adapun identifikasi mellaui sifay fisik mineral yang dapat dilakukan yang itu mengetahui warna, kilap, kekerasan,cerat, belahan, pecahan, perawakan, sifat dalam, kemagnetan, sifat tembus cahaya.

A. Warna (colour) 
Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya. Dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Idiokromatik: warna selalu tetap (biasanya pada mineral yang tidak tembus cahaya atau mineral opak, seperti galena, pirit, magnetit).
2. Allokromatik: warna mineral tidak tetap. Tergantung pada material pengotornya (biasanya pada mineral tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit, halit, gipsum). Sehingga mineral yang sama dapat memiliki sebutan yang berbeda jika warnanya berbeda contohnya:
  • Korundum merah: ruby
  • Korundum biru: sapphire
  • Kuarsa putih: milky quartz
  • Kuarsa pink: rose quartz
  • Kuarsa ungu: amethyst
  • Kuarsa kuning kecoklatan: citrine
  • Kuarsa abu kehitaman: smoky quartz
Gambar: Rubby
Sumber: https://images.unsplash.com/



Gambar: sapphire
Sumber: https://images.unsplash.com/


Warna mineral beragam, menurut Soetoto (2016:13-140  warna mineral yaitu sebagai berikut:
  • Putih : gypsum,koalinite
  • Hijau: cholorite,serpentine
  • Biru: azurite, beril
  • Merah:limonite, yasper
  • Coklat: garnet, biotite
  • Abu-abu: graphite, hematite
  • Hitam : piroksen,magnetite
  • Bening : diamond (intan), quartz (kuarsa)
  • Kuning : sulphur (belerang)
  • Kuning emas: gold,pyrite,chalcopyrite
B. Kilap (luster) 
Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.Kilap logam: biasanya ditunjukkan oleh mineral logam. Contohnya: pirit, galena, emas.
2.Kilap nonlogam, dibedakan lagi menjadi:
  • Kilap kaca (vitreous). Contoh: kalsit, kuarsa, halit.
  • Kilap intan (adamantine). Contoh: intan, korundum.
  • Kilap sutera (silky). Contoh: gipsum, asbestos.
  • Kilap mutiara (pearly). Contoh: talk.
  • Kilap lemak (greasy). Contoh: nefelin.
  • Kilap tanah (dull/earthy). Contoh: kaolin, limonit.
  • Kilap damar (resinous). Contoh: sphalerit. 
C. Kekerasan (hardness) 
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap goresan. Ditentukan dengan menggunakan Skala Mohs yaitu:
  1. Talk 
  2. Gipsum 
  3. Kalsit 
  4. Fluorit 
  5. Apatit 
  6. Feldspar
  7. Kuarsa
  8. Topaz
  9. Korondum
  10. Intan
Contoh alat penguji kekerasan mineral adalah: 
  • Kuku jari manusia : 2-2.5
  • Tembaga : 3
  • Uang logam tembaga : 3-3.5
  • Pecahan Kaca : 5.5
  • Paku baja : 6.5
  • Kikir Baja: 6,5-7
Uji kekerasan dengan Skla Mohs dapat dilakukan misalnya dengan cara  nilai Skala Mohs lebih tinggi dapat menggores mineral dengan Skala Mohs lebih rendah. Contohnya gipsum dapat menggores talk sementara talk tidak dapat menggores gipsum. Maka kekerasan Intan paling tinggi dapat menggores semua mineral.

D. Cerat (streak) 
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk serbuk. Cerat diperoleh dengan menggoreskan mineralpada permukaan porselin kasar atau menumbuknya hingga menjadi bubuk.

Warna cerat ini dapat sama ataupun berbeda dengan warna mineral. Contoh: emas dan pirit sama-sama berwarna kuning keemasan. Salah satu cara untuk membedakannya dapat dilihat dari ceratnya dimana cerat  emas berwarna kuning sementara cerat pirit berwarna hitam. 

Contoh:
  • Hematit : warna merah coklatatau abu-abu, teteapi ceratnya selalu merah coklat.
  • Augit : warna hitam,ceratnya abu-abu hijau
  • Biotit: warna coklat,ceratya putih abu-abu atau merah jambu
  • ortoklas:warna putih abu-abu ceratnya putih
Padaumumnya warna mineral sama dengan warna ceratnya

E. Belahan (cleavage) 
Belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Berdasarkan kesempurnaan bidang belahan 
  • Sempurna (perfect): bidang belahan sangat rata, sulit dipecah jika tidak melewati bidang belahan. Contoh: muskovit, halit, biotit, kalsit. 
  • Baik (good): bidang belahan rata tetapi masih bisa pecah pada arah lain. Contoh: kalsit, ortoklas, gipsum. 
  • Jelas (distinct): bidang belahan jelas tetapi tidak begitu rata. Bisa pecah pada arah lain dengan mudah. Contoh: plagioklas, emas, korundum. 
  • Tidak sempurna (imperfect): bidang belahan sangat tidak rata. Contoh: kuarsa,opal. 
2. Berdasarkan arah belahan:
  • 1 arah: muskovit, biotit
  • 2 arah: feldspar, piroksen
  • 3 arah: kalsit, halit
  • 4 arah: fluorit 
F. Pecahan (fracture) 
Pecahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Dibedakan menjadi:
  • Konkoidal: permukaan melengkung atau bergelombang. Contoh: kuarsa, obsidian.
  • Berserat (fibrous/splintery): pecah menjadi serat. Contoh: asbestos, augit.
  • Tidak rata (uneven). Contoh: garnet, pirit, hematit.
  • Rata (even). Contoh: mineral lempung.
  • Runcing (hackly). Contoh: tembaga, perak, emas. 
  • Tanah: pecahan tidak teratur dan seperti tanah. Contoh: kaolin. 
7. Perawakan (habit)
Istilah bentuk mineral (kristal tunggal):
  • Asikular: panjang menjarum
  • Bladed: tipis dan memanjang
  • Blocky: seperti balok namun tidak tipis
  • Equant: setiap sisi kristal hampir sama ukurannya
  • Fibrous: lebih tipis dari asikular
  • Platy: seperti lempeng
  • Phantomed: ada bayangan pertumbuhan kristal
  • Prismatik: memanjang seperti batang pensil
  • Stubby: sedikit lebih panjang daripada equant, lebih membundar dari blocky
  • Tabular: seperti tablet
Istilah bentuk mineral (kristal agregat):
  • Aborescent: bercabang seperti pohon
  • Botryoidal/globular/mamillary: seperti kumpulan gelembung
  • Dendritik: pipih dan bercabang
  • Geode: seperti mangkuk dengan ruang di tengahnya
  • Lamellar: kumpulan lapisan-lapisan tipis
  • Nodullar: seperti bola-bola
  • Oolitic: seperti bola konsentris yang berselubung
  • Radiating: memancar ke segala arah 

8. Sifat Dalam (tenacity) 
Sifat dalam adalah tingkat ketahanan mineral untuk hancur atau melentur. Dibagi menjadi:
  • Brittle (rapuh): mudah hancur/pecah. Contoh: kuarsa.
  • Elastic (lentur): dapat dibentuk, dapat kembali ke posisi semula. Contoh: muskovit.
  • Flexible (liat): dapat dibentuk, tidak kembali ke posisi semula. Contoh: talk.
  • Malleable: dapat ditempa. Contoh: emas, perak.
  • Ductile: dapat dipintal. Contoh: tembaga.
  • Sectile: dapat dipotong dengan pisau. Contoh: gipsum. 
9. Sifat kemagnetan 
Sifat kemagnetan suatu mineral adalah respons suatu mineral terhadap medan magnet. Dibagi menjadi:
  • Ferromagnetik: mempunya sifat kemagnetan yang kuat. Contoh: magnetit. 
  • Parramagnetik: mineral yang tidak punya kemagnetan tetapi mampu merespons medan magnet. Contoh: biotit.
  • Diamagnetik: tidak punya sifat magnet dan tidak merespons medan magnet. Contoh: 
  • kuarsa, gipsum. 

10. Sifat ketembusan cahaya (diaphaneity)
Berdasarkan ketembusan cahayanya (diaphaneity), sifat fisik mineral dapat dibagi  menjadi: 
  • Transparent: sepenuhnya tembus cahaya
  • Translucent: tembus cahaya sebagian
  • Opaque: tidak tembus cahaya





Sumber:
Soetoto.2016. Geologi Dasar.Yogyakarta: Penerbit Ombak (Halaman 6-21)
Modul OSN Kebumian Active Leraninng Center Tahun 2019

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung di smartgeo

Lebih baru Lebih lama