smartgeo.id - Menurut Sriyono dalam bukunya yang berjudul "Geologi dan Geomorfologi Indonesia" halaman 13-15 mengungkapkan gugusan kepulauan Indonesia merupakan bagian permukaan bumi yang paling sangat kompleks. Sejak awal pembentukannya, tenaga endogen memiliki peran penting di Indonesia. Oleh sebab itu, kepulauan Indonesia merupakan objek ekstrim yang menarik perhatian geolog untuk mempelajari tektogenesis dalam hubungannya dengan gejaia-gejala endogen seperti pergeseran litosfer, aktivitas vulkanisme, gempa bumi, dan penyimpangan keseimbangan isostafik. Bahkan Cloos dalam bukunya yang berjudul Einfuhrung in die Geologie tahun 1936 telah menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu daerah penting di planet bumi untuk mempelajari evolusi geologis yang fundamental (Bemmelen, 1970: 4). Menurut Stauffer selama satu abad kurang lebih 1.000 ahli geologi telah mengunjungi Indonesia. Keunikan geologi yang dijumpai di Kepulauan Indonesia adalah sebagai berikut:



  1. Kepulauan Indonesia terdapat sistem pegunungan Tethys dengan rangkaian pegunungan Pasifik bagian barat (busur tepi Asia Timur) yang dikenal keduanya sebagai sistem pegunungan sirkum Sunda dan sistem pegunungan sirkum Australia. Gugusan kepulauan ini juga merupakan daerah batas antara Benua Asia dan Gondwana yang terjadi proses-proses yang aktif dari pembentukan pegunungan. Sistem pegunungan Sunda panjangnya kurang lebih 7.000 km, yang memanjang dari Arakan Yoma (di Birma) melalui Kepulauan Andaman dan Nicobar, Sumatera; Jawa Nusatenggara sampai lengkungan pulau-pulau Banda di Maluku. Pegunungan ini terdiri dari 2 (dua) jalur busur pegunungan yang sejajar, yaitu rangkaian kepulauan (busur dalam) bersifat vulkanis dan pegunungan bawah laut (busur luar) yang tidak vulkanis dan bersifat seismik. Sistem pegunungan sirkum Australia terbentang sepanjang sumbu sentral Irian, Australia bagian Timur sampai Selandia Baru. 
  2. Indonesia merupakan daerah yang sangat tidak stabil, gerakan orogenetik pembentuk pegunungan masih terjadi sampai sekarang. 
  3. Indonesia merupakan daerah seismik (daerah gempa). Jalur- jalur pegunungan yang membatasi dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul termasuk daerah yang paling tidak stabil. Gempa bumi terjadi rata-rata 500 kali tiap tahunnya. Bahkan pada tahun 1985 hampir 20.000 kali selama satu tahun (rata-rata 50 kali setiap hari) (Soewarno Darsoprajitno 1986: 61). 
  4. Busur dalam di Indonesia ditandai oleh aktivitas vulkanjsme jumlah gunung api tidak kurang dari 500 buah, dan 128 buah di antaranya masih aktif termasuk sekitar 70 buah yang sering meletus (Soewarno Darsoprajitno 1986:57). 
  5. Adanya penyimpangan-penyimpangan gaya berat yang sangat  besar yaitu penyimpangan negatif di Maluku (antara Sulawesi dan Halmahera) sebesar -204 milidine menurut metode reduksi isostatis regional dari Vening Mainez (Bemmelen, 1970 : 3). 
  6. Indonesia dikitari oleh cekungan-cekungan atau basin-basin laut yang dalam. Basin-basin laut itu adalah basin Laut Cina Selatan, basin Sulawesi, basin Mindanau (Philipina), basin Carolina, dan basin Indo-Australia (tepi Samudra Indonesia). 
  7. Keadaan relief mempunyai perbedaan tinggi yang besar yaitu antara rangkaian pegunungan dan lubuk-lubuk laut dalam. Puncak (5.030 m) di pegunungan Jayawijaya dan palung laut terdalam kurang lebih 10.830 m yaitu palung Philipina. 
  8. Ditinjau dari segi teori tektonik lempeng, Indonesia merupakan titik pertemuan antara lempeng Eurasia dan lempeng Samudra Indo-Australia yang bergerak ke utara dan juga dengan lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke barat.
  9. Stratifigrafi dan paleontologi di Indonesia akan memberikan sumbangan yang besar dalam pengembangan pengetahuan geologi. Semua jenis fasies dijumpai dari endapan kontinen sampai endapan abisal (laut dalam). Perubahan fasies cepat terjadi baik dalam penyebaran vertikal maupun horizontal. Sedimen dalam geosinklin Tersier mencapai tebal lebih dari 10.000 m. Fosil flora dan fauna diketemukan diberbagai tempat seperti fosil foraminifera, vertebrata dan sebagainya. 
  10. Ditinjau dari segi geologi ekonomi menunjukkan bahwa Perkembangan dan penyebaran cekungan-cekungan minyak serta daerah mineral sangat erat hubungannya dengan gerak- gerak pembentukan pegunungan. Oleh sebab itu dengan mempelajari sifat-sifat struktur geologi dan pembentukkannya akan memberikan arahan dalam menentukan tempat-tempat dan pencarian daerah yang mempunyai potensi pertambangan. 
Sumber: Sriyono. 2017. Geologi dan Geomorfologi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak

2 Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di smartgeo

  1. Selamat pagi, apakah tersedia gambar peta keunikan peta geologi yang jelas dan tidak buram? Terimakasih sebelumnya 🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa kunjungi web ini lengkap https://geoportal.esdm.go.id/

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di smartgeo

Lebih baru Lebih lama